Search

Monday, December 24, 2012

Nasihat Imam Husein as: Menjauhi Hawa Nafsu


Menjauhi Hawa Nafsu

Imam Husein as berkata:

"Jauhi hawa nafsu! Karena semuanya menyesatkan dan akhirnya adalah neraka." (Sayid Nur Allah Tostari, Ihqaq al-Haq, Qom, Entesharat Ketab Khaneh Marashi Najafi, jilid 1, hal 11, hadis 591)

Para nabi senantiasa memperingatkan manusia untuk tidak mengikuti hawa nafsunya. Menurut mereka, hawa nafsu merupakan musuh paling kuat. Bila hawa nafsu diberi kesempatan, maka dengan mudah hawa nafsu membinasakan manusia. Mengikuti keinginan hawa nafsu secara perlahan-lahan akan berdampak pada semakin menurunnya kekuatan akal dan kehendak manusia. Akhirnya, orang yang mengikuti hawa nafsu akan melakukan pekerjaan tanpa memperhatikan akibatnya yang sangat merugikan. Dengan demikian, keutamaan akhlak di mata orang yang mengikuti hawa nafsu menjadi semakin tidak bernilai. Sebaliknya, kebobrokan moral semakin menguat dalam dirinya. Menurut Imam Husein as, orang yang seperti ini hanya akan mendapat kemurkaan Allah dan akhirnya diseret ke neraka.

Dalam al-Quran, mengikuti hawa nafsu menjadi sumber segala kesesatan.(1) Al-Quran senantiasa memperingatkan manusia akan bahaya mengikuti hawa nafsu. Itulah mengapa al-Quran menyebut kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat berada dalam lingkaran tidak mengikuti hawa nafsu.

Isa al-Masih, Pembawa Pesan Cinta dan Damai


"Salam sejahtera dan selamat baginya yang lahir dari haribaan Sayidah Maryam. Salam atas hari wafat dan hari kebangkitannya."

Dengan susah payah ia sampai ke sebuah pangkal pohon, nafasnya terengah-engah karena kelelahan. Sepanjang hidupnya, ia menghiasi dirinya dengan kesabaran dan sedikit berbicara, namun kali ini ia merasa fisiknya yang lemah tak mampu lagi memikul semua beban. Apa yang membuatnya takut adalah sorotan penuh curiga dan gunjingan orang-orang. Oh tidak! Maryam memiliki kekuatan lebih dari itu. Rasa sakit menjelang melahirkan memaksanya untuk bersandar di pangkal pohon kurma. Tak terasa air matanya menetes dan dadanya mengguncang sambil lisannya mengucapkan sesuatu..."Aduhai alangkah baiknya aku mati sebelum ini dan aku menjadi barang yang tidak berarti lagi dilupakan." (QS: Maryam: 23)

Detik-detik yang sangat berat dan menguras keringat kian membebani jiwa dan raga Maryam dan tiba-tiba terdengar seruan dari langit…"Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, sesungguhnya pohon itu akan menggugurkan buah kurma kepadamu." (QS: Maryam: 24-25) Maryam menggoyang pohon kurma itu dan buah-buah kurma yang segar jatuh di sekitarnya. Pada saat itu, kedamaian menyelimuti seluruh jiwa Maryam dan Isa pun hangat dalam dekapannya.

Warga kota dengan penuh tanya menyoroti gerak langkah Maryam. Hanya Tuhan yang bisa melindungi Maryam dari sengatan lidah-lidah tak bertulang dan berbisa mereka. Wahai Maryam janganlah engkau bersedih hati, dan janganlah engkau takut terhadap tudingan orang-orang. Engkau memiliki seorang anak yang merupakan hadiah dari Tuhan langit dan bumi dan pelita kenabian akan memancar dari dahi bayi itu. Namun, orang-orang mulai mempertanyakan kesucian Maryam. Badai celaan dan tudingan kian mengusik ketenangan batin Maryam. Pada saat itulah, Tuhan menampakkan keajaiban. Kalimat yang paling agung mengalir dari lisan bayi di gendongan Maryam dan membuat jiwa-jiwa tersentak dan mata mereka saling menatap penuh heran.

Seorang bayi berbicara dalam gendongan ibunya. Isa al-Masih dengan bahasa yang fasih membela kesucian ibundanya dan memberi kesaksian atas kemuliaan sang ibu. Semua terdiam membisu dan saling memandang seakan tak percaya apa yang terjadi. Allah Swt mengutus rasul-Nya untuk menyelamatkan umat manusia dan membuktikan keagungan-Nya kepada orang-orang yang ingkar. "Mereka berkata, bagaimana kami akan berbicara dengan anak yang masih kecil dalam ayunan? Isa berkata, sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku alkitab dan menjadikan aku seorang nabi. Dan dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada dan Dia memerintahkan kepadaku mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup."


Para utusan Tuhan senantiasa bersabar dan berjuang di jalan-Nya demi membimbing umat manusia serta menegakkan keadilan dan kebenaran di muka bumi. Kafilah para duta langit seperti Nabi Musa as, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad Saw selalu menemui berbagai rintangan yang tak terkira dalam menyampaikan misinya. Di setiap zaman, sesuai kondisi sosial yang dinamis, Tuhan memilih utusan-Nya untuk menjadi penyeru manusia kepada kebenaran. Isa adalah Nabi yang sudah lahir sejak 2.000 tahun lalu untuk menyelamatkan Bani Israil di bawah bimbingan dan ajarannya.

Hari Natal sudah tiba. Masyarakat pencinta Isa al-Masih sudah lama mempersiapkan diri untuk menyambut hari yang penuh kebahagiaan ini. Akan tetapi, penindasan dan penderitaan umat manusia telah membuat suasana Natal tidak begitu menggembirakan. Kejahatan dan perang telah merusak kehormatan dan harga diri manusia. Dalam situasi seperti sekarang ini, manusia sangat merindukan kedatangan sang juru selamat. Hari kelahiran Nabi Isa as adalah hari untuk mengenang hal penting ini. Manusia sekarang harus belajar dari ajaran-ajaran suci para nabi supaya bisa menegakkan perdamaian dan keadilan di  tengah masyarakat.

Kehidupan Nabi Isa as sejak lahir hingga wafatnya selalu disertai mukjizat dan keberkahan. Ketika dalam buaian suci ibunya, ia sudah bersaksi dan membela kesucian sang ibunda. Kelahiran Nabi Isa as yang tanpa ayah dan mukjizat-mukjizat lain yang menyertainya, telah memunculkan sejumlah pertanyaan. Sebagian beranggapan bahwa Isa adalah bukan manusia. Namun, al-Quran membantah keras pemikiran batil ini. Allah Swt dalam surat Ali Imran ayat 59 berfirman, "Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah adalah sama seperti Adam, ia diciptakan dari tanah kemudian Allah berfirman kepadanya, jadilah kamu, maka jadilah ia."

Nabi Isa as hidup di masa yang penuh dengan kezaliman dan penindasan. Sebuah kondisi yang menuntut hadirnya seorang pemimpin dari langit yang mampu mereformasi masyarakat dan menyelamatkan mereka dari penyimpangan dan kerusakan. Nabi Isa as telah mengumumkan misinya dan senantiasa menyeru manusia untuk bertakwa dan menyembah Allah Swt. Ia melakukan pengorbanan besar demi menyelamatkan Bani Israil dan memusnahkan akar-akar penyimpangan mereka. Dalam sebuah pesannya kepada Bani Israil, Nabi Isa as berkata, "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhan kalian. Sesungguhnya orang-orang yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya ialah neraka."

Nabi Isa as adalah penolong kaum tertindas dan selalu mengasihi kelompok yang tak berdaya ini. Isa mengatakan bahwa siapapun yang memiliki kemampuan untuk mencegah kezaliman tapi tidak berbuat sesuatu, ia digolongkan seperti orang yang zalim juga. Di usia 30 tahun, Tuhan menurunkan wahyu kepada Isa dan secara resmi Tuhan mengangkatnya sebagai Nabi dan kitab Injil pun diturunkan kepadanya. Nabi Isa as berkeliling ke setiap pelosok desa dan kota untuk memberantas para penyihir dan rahib-rahib Yahudi yang menyimpang, sekaligus memberi nasehat kepada para pengikutnya.

Di mana saja berada, Nabi Isa as selalu membawa keberkahan. Kalau ia berada di sebuah tempat yang kering, di sana akan turun hujan. Kalau ia berada di sebuah tempat yang hasil panennya kurang, tempat itu akan menumbuhkan hasil-hasil yang melimpah. Kadang-kadang, bayi yang lahir dalam keadaan buta, bisa melihat di tangan Nabi Isa as. Ia  juga  bisa menyembuhkan penyakit yang susah disembuhkan. Al-Quran juga menyebut mukjizat  Isa berupa turunnya makanan dari langit.

"(Ingatlah) ketika pengikut-pengikut Isa berkata, ‘Hai Isa putra Maryam, maukah Tuhanmu  menurunkan hidangan dari langit kepada kami?' Isa menjawab, ‘Bertakwalah kepada Allah jika kamu benar-benar orang yang beriman.' Mereka berkata, ‘Kami ingin memakan hidangan itu. Kami ingin hati kami tentram dan yakin bahwa engkau telah berkata benar kepada kami. Kami ingin menjadi orang-orang yang bersaksi. Isa bin Maryam berdo'a, "Ya Allah, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit, yang hari turunnya itu akan menjadi hari raya bagi kami, orang-orang yang bersama kami, dan orang-orang yang datang sesudah kami, sehingga itu semua menjadi tanda kekuasaan-Mu. Sesungguhnya, Engkaulah pemberi rizki yang paling utama." (QS: Al-Maidah: 112 –115)

Tuhan kemudian mengabulkan doa Isa dengan cara menurunkan hidangan dari langit. Isa sekali lagi menunjukkan mukjizatnya.

Masyarakat Yahudi dan para tokoh yang cinta dunia tidak mau menerima kata-kata Nabi Isa as. Mereka malah menyiksanya. Akibat tekanan dan siksaan ini, akhirnya Nabi Isa as dan para pengikutnya lari dari satu kota ke kota lain. Di saat yang sama, ia terus melanjutkan perjuangannya membimbing manusia ke jalan yang benar. Nabi Isa as merupakan hamba yang saleh dan mulia. Ia juga memberi kabar gembira tentang datangnya seorang nabi di akhir zaman. Saat ini, dunia sangat membutuhkan lahirnya sang juru selamat untuk menegakkan keadilan dan memerangi kebatilan di muka bumi. Munculnya Imam Mahdi, penyelamat manusia dan kebangkitan kembali Isa untuk memberantas dan menegakkan keadilan di dunia adalah keyakinan kolektif yang memberi rasa optimis kepada masa depan umat manusia.