Search

Saturday, January 12, 2013

Tahun Ajaran Baru, Kurikulum Baru


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa perubahan kurikulum pada tahun ini dijamin tidak akan merugikan guru bidang studi apapun. Untuk itu, guru diminta agar tidak resah dengan implementasi kurikulum 2013 ini.


"Perubahan kurikulum hanya kegiatan akademis murni, jadi nggak perlu dipolitisi. Guru juga tidak perlu khawatir," kata Nuh saat Sosialisasi Kurikulum di Universitas Terbuka, Tangerang, Sabtu (12/1).

Ia menambahkan bahwa kurikulum yang digagas saat ini hanya mengatur jumlah minimal muatan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Misalnya saja, untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) minimal harus ada enam mata pelajaran yaitu Agama, bahasa Indonesia, Matematika, PPKn, Seni Budaya dan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

"Jadi guru-guru bidang studi seperti guru bahasa Inggris, bahasa daerah, guru TIK tidak perlu khawatir. Nanti semua bidang studi ini akan diintegrasikan," jelas Nuh.

Seperti diketahui, mata pelajaran bahasa daerah ini akan masuk dalam mata pelajaran Muatan Lokal yang ada di tiap sekolah. Sementara mata pelajaran Bahasa Inggris tetap diajarkan seperti biasa kecuali untuk jenjang SD yang tidak wajib. Sedangkan mata pelajaran TIK akan diintegrasikan dengan mata pelajaran lain.

Ia juga menjelaskan bahwa perubahan kurikulum ini bertujuan agar siswa dapat bersaing sesuai tuntutan masa depan dan siap menjawab tantangan global. Dengan demikian, sekolah yang ada tidak akan melahirkan generasi usang atau terlambat dalam hal penguasaan pengetahuan.

Nuh meyakini Kurikulum 2013 akan mentransformasi pendidikan nasional. Perubahan yang ditawarkan Kurikulum 2013 ini membuat generasi muda Indonesia kreatif, inovatif, dan berkarakter. "Pokoknya top-lah Kurikulum 2013.

Pembelajaran menekankan pada kreativitas, inovasi, dan karakter," kata Nuh dalam seminar nasional bertajuk "Strategi Mengimplementasikan Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional" di Kampus Universitas Terbuka, Tangerang.

Nuh memaparkan pada para guru dan dinas pendidikan se-Kota Tangerang Selatan bahwa pembelajaran yang ditawarkan dalam Kurikulum 2013 juga ada pengaruhya pada perilaku sosial. "Pendekatan dalam pembelajaran yang seragam harus berubah, yang satu-satunya benar harus berubah," ujar Nuh.

Menurut Nuh, selama ini para guru hanya membuka peluang satu jawaban. Akibatnya, siswa tidak kreatif dan tidak berani berbeda. "Guru merasa selalu benar sehingga tidak mau terbuka pada cara berpikir yang berbeda," kata Nuh.

Dengan pembiasaan terbuka pada pikiran yang berbeda, kata Nuh, siswa akan belajar untuk menghargai perbedaan. "Sebab, takdir Indonesia ini kan sebagai negara multikultur. Sikap toleran harus kita bangun. Guru bisa membantu siswa memiliki toleransi yang dimulai dari pembelajaran di ruang kelas," papar Nuh.

Perubahan Kurikulum Harus Berjalan

Perubahan kurikulum 2013 yang disiapkan pemerintah untuk memenuhi standar kompetensi lulusan, standar proses, dan standar isi yang merupakan tiga dari delapan standar nasional pendidikan. Perubahan kurikulum ini merupakan upaya serius pemerintah meningkatkan mutu pendidikan nasional.

"Jadi perubahan kurikulum itu boleh dilakukan. Pemerintah melihat perubahan kurikulum harus segera diterapkan untuk memperbaiki generasi muda bangsa. Karena itu, perubahan kurikulum harus berjalan tahun ini. Guru-guru segera disiapkan untuk perubahan kurikulum supaya implementasinya sukses di sekolah-sekolah," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh.

Menurut Nuh, sosialisasi perubahan kurikulum 2013 yang siap dilaksanakan Juni nanti digelar di seluruh Indonesia untuk menyiapkan pemangku kepentingan. Adapun soal sorotan guru yang belum siap, Nuh yakin para guru dapat dididik dan dilatih dengan baik dengan adanya master teachers yang ditunjuk pemerintah.

"Ada perbaikan dalam pendidikan dan pelatihan guru soal kurikulum. Para guru juga akan diberi pendampingan," kata Nuh.

Untuk mematangkan penerapan kurikulum baru yang akan berlangsung pada Juli mendatang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan menyelenggarakan pelatihan guru pada bulan Maret mendatang.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan, pelatihan ini ditujukan bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas pendidikan agar siap mengimplementasikan kurikulum pengganti dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

"Pelatihannya akan dilakukan pada bulan Maret. Guru yang diprioritaskan guru kelas I, IV, VII, dan X," kata Nuh, saat Sosialisasi Kurikulum di Universitas Terbuka, Tangerang.

Rencananya Kemdikbud akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan masing-masing daerah dan LPMP dalam penyelenggaraan pelatihan ini. Intinya, semua guru harus disiapkan menguasai konten Kurikulum 2013 sebelum tahun ajaran baru 2013/2014.

"Sebelum tahun ajaran baru dimulai. Guru sudah siap untuk menerapkan kurikulum ini," jelas Nuh.

Ia juga meyakinkan bahwa kurikulum baru ini akan mampu mengolah bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini sehingga 30 tahun ke depan anak-anak usia produktif ini dapat menjadi modal pembangunan bangsa ke arah yang lebih baik. Untuk itu, guru yang memegang kunci penting dari kurikulum ini akan dilatih dengan intensif.

Perubahan Kurikulum Agar Dibarengi Kemampuan Guru

Pengamat pendidikan dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh menyatakan, perubahan kurikulum harus dibarengi dengan peningkatan kemampuan tenaga pengajar dalam mengimplementasikan program tersebut di lapangan.

"Kami mendukung adanya ide kreatif terhadap perubahan kurikulum dalam upaya peningkatan hasil pendidikan yang lebih baik, namun perubahan itu tidak akan berjalan maksimal jika sarana prasarana pendukung tersebut tidak disiapkan," kata Dekan FKIP Unsyiah Yusuf Aziz di Banda Aceh.

Dijelaskannya, untuk memaksimalkan perubahan kurikulum tersebut tidak cukup dengan sosialisasi tetapi perlu adanya pembenahan di berbagai sarana dan prasarana pendukung program itu.

"Jika sarana pendukung seperti guru tidak diberi pemahaman yang memadai terhadap kurikulum ini, maka implementasinya akan terjadi seperti kurikulum sebelumnya," katanya.

Karena itu ia menyarankan agar seluruh guru yang ada saat ini perlu dilakukan peningkatan kapasitas kembali sehingga berbagai materi yang ada dalam kurikulum itu dapat diimplemtasikan di lapangan.

"Kita tidak perlu malu untuk meningkatkan kemampuan seluruh guru yang ada saat ini karena dengan adanya peningkatan kapasitas tenaga pendidikan inilah akan memaksimalkan program perubahan kurikulum 2013," katanya.

Ia juga menambahkan, untuk mendukung perubahan kurikulum tersebut dinas pendidikan tidak bisa bekerja sendiri tetapi perlu adanya ikut serta perguruan tinggi yang mencetak tenaga pendidik.

"Artinya, LPTK yang ada juga harus ikut serta mendukung perubahan kurikulum dengan menyesuaikan kurikulum yang ada untuk diajarkan kepada calon pendidik tersebut," katanya.

Yusuf Aziz optimistis, jika prasarana pendukung program perubahan kurikulum itu dibenahi secara bersamaan maka berbagai materi yang termuat dalam kurikulum itu dapat diimplementasikan di masa mendatang.

28 Shafar, Rasulullah Saw Wafat


Rasulullah Saw Wafat
 
Tanggal 28 Shafar tahun 11 Hijriah, Rasulullah Muhammad Saw berpulang ke rahmatullah pada usia 63 tahun. Nabi besar umat Islam ini dilahirkan 52 tahun sebelum dimulainya tahun Hijriah, di kota Mekah. Sejak kecil, Muhammad Saw telah kehilangan ayah dan ibunya sehingga diasuh oleh kakek beliau Abdul Muthalib, lalu oleh paman beliau, Abu Thalib. Sejak muda, Muhammad Saw telah dikenal sebagai orang yang jujur dan dapat dipercaya sehingga dikenal dengan julukan al-Amin.

Pada usia ke-40, Muhammad Saw ditunjuk Allah untuk menjadi utusannya dalam menyampaikan risalah tauhid, keadilan, dan kasih sayang kepada umat manusia. Setelah 23 tahun menyampaikan risalah Islam dan berhasil mendirikan pemerintahan Islam di Madinah, akhirnya Rasulullah wafat dan meninggalkan sebuah ajaran agung yang kini tersebar ke berbagai penjuru dunia.

Imam Hasan Gugur Syahid

Tanggal 28 Shafar tahun 50 Hijriah, Imam Hasan as, cucu Rasulullah Saw gugur syahid. Imam Hasan adalah putra dari Fathimah as, putri Rasulullah dan Imam Ali as. Beliau dilahirkan di Madinah pada tahun 3 Hijriah. Sejak lahir hingga usia tujuh tahun, Imam Hasan as dibimbing langsung oleh kakek beliau, Rasulullah Saw untuk memahami makrifat Islam.

Pada usia 37 tahun, ayah beliau, yaitu Imam Ali as gugur syahid dan Imam Hasan pun meneruskan tampuk kepemimpinan kaum muslimin yang semula diemban oleh Imam Ali. Dalam masa kepemimpinannya, Imam Hasan as berusaha membentuk pasukan muslim yang tangguh untuk melawan pasukan Muawiyah yang sebelumnya juga telah melakukan perlawanan bersenjata terhadap Imam Ali as.

Namun, berbagai provokasi dan taktik licik yang dilakukan Muawiyah membuat semangat pasukan muslim itu kendor, bahkan sebagiannya bergabung dengan pasukan Muawiyah. Karena itu, Imam Hasan mengambil langkah diplomasi, demi terjaganya keutuhan kaum Muslimin yang saat itu tengah mendapat ancaman yang lebih besar dari kaum Kafir. Imam Hasan pun kemudian mengadakan perjanjian damai dengan Muawiyah, namun isi perjanjian itu dilanggar oleh Muawiyah dan bahkan akhirnya, Imam Hasan diracuni olehnya sehingga gugur syahid pada tahun 50 hijriah.

Syahadah Imam Hasan as Menurut Imam Shadiq as

Beberapa hari setelah Imam Hasan as menyepakati perjanjian damai dengan Muawiyah dan ternyata Muawiyah melanggar perjanjian, Imam Hasan as kemudian pergi ke kota Madinah. Beliau menghabiskan waktu kepemimpinannya selama 10 tahun di sana dan hidup dalam kondisi tertekan, bahkan tidak ada jaminan keamanan. Di rumahnya sendiri tidak ada ketenangan dan akhirnya akibat provokasi Muawiyah, beliau diracun oleh istrinya Ja'dah. Imam Hasan as gugur syahid pada hari Kamis 28 Shafar 50 Hijriah dalam usia 48 tahun.

Menurut Muhammad bin Jarir at-Thabari, Muawiyah telah berusaha sebanyak 70 kali untuk meracuni Imam Hasan as, akan tetapi pengaruh racun tidak begitu kuat, sehingga racun yang dikirimkannya kepada  Ja'dah binti Muhammad bin Asy'ats bin Qais al-Kindi. Muawiyah memberikan racun itu disertai uang 20 ribu dinar dan memberikan 10 kebun di Kufah untuknya. Muawiyah juga menjanjikan bila berhasil menjalankan misinya, ia akan dikawinkan dengan anaknya Yazid bin Muawiyah. Ja'dah akhirnya mendapat kesempatan untuk memberikan racun itu kepada Imam Hasan as dan meracuninya.

Ja'dah binti Asy'ats bin Qais berasal dari keluarga miskin, hina dan selalu mencari kesempatan. Ia punya kebencian tersendiri kepada Imam Hasan as. Kemungkinan kebenciannya itu berasal dari ketidakmampuannya memberikan anak kepada Imam Hasan. Itulah mengapa ketika racun disampaikan oleh Marwan ke tangannya dan mendengar janji-janji yang dibisikkan serta melihat uang yang banyak, ia akhirnya menerima melakukan kejahatan itu. Hari itu sangat panas dan Imam Hasan as dalam kondisi puasa. Ketika berbuka, Ja'dah menuangkan racun itu ke dalam bejana yang berisi susu dan memberikannya kepada Imam Hasan as untuk diminum.

Ibnu Abi al-Hadid menulis, Muawiyah ingin agar semua berbaiat kepada anaknya Yazid, ia memilih untuk meracuni Imam Hasan as. Karena hanya Imam Hasan as yang menjadi penghalang terbesar untuk mengambil baiat dari semua orang untuk anaknya Yazid dan mewariskan pemerintahan kepadanya. Untuk itu Muawiyah melakukan konspirasi untuk meracuni Imam Hasan as.

Dalam menjalankan rencana itu, Marwan bin Hakam adalah orang yang paling banyak berjasa. Karena waktu itu menjabat sebagai gubernur Madinah. Ketika Muawiyah memutuskan untuk melakukan kejahatan ini, dalam sebuah surat yang dilayangkan kepada Marwan, ia meminta agar upaya meracuni Imam Hasan as dilakukan lebih cepat dan menjadikannya sebagai prioritasnya.

Marwan kemudian menghubungi Ja'dah binti Asy'ats, istri Imam Hasan as. Dalam suratnya, Muawiyah menulis bahwa Ja'dah merupakan orang yang tidak puas dan dari sisi kejiwaan dan ia adalah orang yang paling siap melakuan tugas ini. Untuk itu, Muawiyah menjanjikan akan menjadikan Ja'dah sebagai istri anaknya Yazid bila berhasil melakukan tugasnya. Muawiyah juga mewanti-wanti Marwan untuk memberikannya uang sebesar 100 ribu dirham bila berhasil menyelesaikan tugasnya.

Imam Shadiq as berkata, "Ja'dah kemudian mengambil racun itu dan membawanya ke rumah. Hari-hari itu Imam Hasan as berpuasa dan hari sangat sangat panas. Ketika akan berbuka dan meminta sedikit susu untuk diminum, Ja'dah menuangkan racun ke dalam susu itu. Bebeberapa detik setelah Imam Hasan as meminum susu itu, beliau kemudian berteriak, ‘Wahai musuh Allah! Engkau telah membunuhku. Allah akan membinasakanmu! Demi Allah! Sepeninggalku engkau tidak akan mendapatkan keuntungan apa-apa. Mereka telah menipumu dan memanfaatkanmu dengan cuma-Cuma. Demi Allah! Muawiyah telah membuat sengsara dan telah menghinakanmu."

Imam Shadiq as kemudian melanjutkan, "Imam Hasan as hidup tidak lebih dari dua hari setelah diracun oleh Ja'dah dan setelah itu meninggal dunia. Muawiyah juga tidak melaksanakan janji yang telah disampaikan kepada Ja'dah."

Wasiat Imam Hasan as di akhir umur

Syeikh Thusi menukil dari Ibnu Abbas, di akhir-akhir umur Imam Hasan as, saudaranya Imam Husein as memasuki rumah beliau. Ketika itu ada sejumlah sahabat Imam Hasan as di sekitart beliau. Imam Husein as bertanya, "Wahai saudaraku! Bagaimana kabarmu?" Imam Hasan as menjawab, "Aku tengah berada di akhir umur duniaku dan hari pertama dari dunia akhiratku. Saya hanya merasa harus berpisah denganmu sebagai saudara."

Imam Hasan as kemudian berkata, "Saya memohon ampun dan rahmat dari Allah Swt. Karena ada masalah yang kusukai seperti bertemu dengan Rasulullah Saw, Imam Ali as, Fathimah as, Jakfar dan Hamzah as."

Setelah itu beliau memberikan Ism A'zham, dan apa saja yang berasal dari para nabi sebelumnya dan dari ayahnya kepada Imam Husein as. Pada waktu itu beliau berkata:

"Tulislah! Ini adalah apa yang diwasiatkan Hasan bin Ali as kepada saudaranya Husein bin Ali as bahwa  tidak ada sesembahan yang patut disembah kecuali Allah yang Maha Esa. Hanya Allah yang layak untuk disembah, tidak ada sekutu dalam kekuasaan. Sesungguhnya Allah menciptakan segala sesuatu dalam ukuran yang sempurna. Allah Swt adalah sesembahan paling layak dan orang yang paling layak adalah orang yang memuji-Nya dan siapa yang menjalankan perintah-Nya ia telah menemukan jalan yang benar. Siapa saja yang menentang-Nya akan terjatuh ke dalam kesesatan dan siapa yang kembali kepada-Nya akan mendapat bimbingan.

Wahai Husein! Saya mewasiatkan kepadamu agar memperhatikan keluarga dan anak-anakku sebagai keluargamu sendiri. Maafkan bila mereka berbuat salah dan terima perbuatan baik mereka. Jadilah seorang ayah yang lembut bagi mereka. Selain itu, makamkan aku dekat dengan Rasulullah. Karena saya lebih dekat dari beliau dan rumah beliau dari orang lain...

Bila ada yang berusaha mencegah agar saya tidak dikuburkan dekat dengan Rasulullah Saw, maka demi kedekatan dan kekeluargaan yang dianugerakan Allah Swt kepadamu dan hubungan kekeluargaan yang engkau miliki dengan Rasulullah Saw, jangan biarkan terjadi pertumpahan darah sekalipun hanya seukuran darah hijamat dikarenakan diri saya, sampai kita bertemu dengan Rasulullah Saw dan mengadukan masalah ini kepadanya. Kita harus melaporkan kepada Rasulullah Saw apa yang dilakukan oleh umat beliau kepada kita."

Imam Hasan as mengucapkan semua ini dan kemudian meninggal dunia.

Upaya mencegah pemakam Imam Hasan as di dekat Rasulullah Saw

Ketika Imam Hasan as wafat, Abbas bin Ali as, Abdurrahman bin Jakfar dan Muhammad bin Abdullah bin Abbas membantu Imam Husein as mengurusi jenazah Imam Hasan as. Dengan bantuan mereka, Imam Husein as memandikan jezanah kakaknya hingga proses pengafanan. Setelah itu jenazah beliau dibawa di sebuah tempat shalat dekat Masjid Nabawi. Tempat itu disebut Balathah. Di sana shalat mayit dilakukan dan kemudian dibawa mendekati kuburan Rasulullah Saw untuk dimakamkan.

Pada waktu itu, Marwan bin Hakam, Gubernur Madinah bersama para perusuh mendekat dan berteriak, "Apakah kalian ingin memakamkan Hasan bin Ali as di dekat kuburan Rasulullah Saw?"

Dari sisi lain, Aisyah dengan mengendarai qatir (hasil persilangan kuda dan keledai) bergabung dengan mereka dan berteriak, "Bagaimana bisa kalian memasukkan orang yang tidak saya sukai ke rumah saya?"

Marwan berkata, "Apakah layak Utsman dikuburkan di tempat yang jauh di Madinah dan Hasan bin Ali dikuburkan di samping Rasulullah Saw? Tidak. Ini tidak boleh terjadi. Saya akan menghunus pedang dan menyerang serta mencegah siapa saja yang akan melakukannya."

Sebagian Bani Umayah dan para perusuh terus mencari alasan untuk menciptakan fitnah. Tapi Imam Husein as dengan penuh kesabaran membawa jenazah suadaranya ke arah Baqi' sambil menenangkan Bani Hasyim. Beliau membawa jenazah saudaranya dan menguburkan beliau di dekan neneknya Fathimah binti Asad. Dengan demikian, beliau berhasil mencegah terjadinya pertumpahan darah, sesuai dengan yang diwasiatkan oleh Imam Hasan as.

Imam Husein as kemudian menghadap Marwan dan berkata, "Bila Saudaraku berwasiat agar dimakamkan di dekat kuburan kakeknya Rasulullah Saw, maka perlu kau tahu bahwa engkau terlalu kecil untuk dapat mencegah kami dan melarang penguburan jenazahnya di dekat Rasulullah Saw."

Ibnu Syahr Asyub mengatakan, "Ketika jenazah Imam Hasan as dibawa ke Baqi' beberapa orang jahat dan hina dengan bantuan Bani Umayah memanah jenazah Imam Hasan as, sehingga ketika dimakamkan ada 70 panah yang dikeluarkan dari badan beliau."

Ucapan Ibnu Abbas kepada Aisyah saat pengebumian

Ibnu Abbas berkata kepada Aisyah yang saat itu berada bersama 40 orang penunggang qatir, "Betapa buruknya nasib! Kali ini engkau mengendarai qatir dan sebelumnya pernah menaiki onta. Engkau ingin memadamkan cahaya Allah Swt dan berperang dengan para wali Allah. Kembalilah! Engkau telah melakukan apa yang orang lain inginkan dan engkau telah menyelesaikan tugasnya. Tapi Allah Swt akan membantu Ahli Bait as dengan berlalunya waktu."

Di satu bagian dari Ziaraat Jamiah, dinukil peristiwa syahadah Imam Hasan as untuk para Imam Maksus as dari lisan Imam Shadiq as, "Wahai para pemimpinku! Kalian adalah orang-orang yang sebagian dari jasad kalian terbelah dan syahid di antara mihrab tempat ibadah. Sebagian dari kalian syahid dan para musuh Islam memanah jasad kalian, sehingga kain kafan kalian sobek..."
 
یا موالى... انتم بین صریع فى المحراب قد فلق السیف هامته و شهید فوق الجنازة قد شکت‏بالسهام اکفانه [اکفانه بالسهام]

Doa Imam Ali as untuk Hasan dan Husein as

Almarhum Ayatullah Mojtaba Tehrani dalam sebuah ceramahnya tentang doa menyinggung tentang doa Imam Ali as untuk Hasan dan Husein as.Imam Ali as untuk Hasan as berdoa:

اسْتَوْدِعِ اللَّهَ دِینَکَ وَ دُنْیَاکَ  وَ اسْأَلْهُ خَیْرَ الْقَضَاءِ لَکَ فِی الْعَاجِلَةِ وَ الْآجِلَةِ وَ الدُّنْیَا وَ الْآخِرَة (1)
 
Aku menyerahkan agama dan duniamu kepada Allah Swt. Aku memohon Qadha Ilahi yang terbaik untumu buat sekarang dan akan datang serta untuk dunia dan akhirat.

Dan doa untuk Imam Husein as:

وَ اعْلَمْ أَیْ بُنَیَّ أَنَّهُ مَنْ لَانَتْ کَلِمَتُهُ وَجَبَتْ مَحَبَّتُهُ وَفَّقَکَ اللَّهُ لِرُشْدِهِ وَ جَعَلَکَ مِنْ أَهْلِ طَاعَتِهِ بِقُدْرَتِهِ إِنَّهُ جَوَادٌ کَرِیم (2)

Ketahuilah anakku! Barangsiapa yang ucapannya lembut, maka ia akan mendapat teman. Semoga Allah menyukseskan engkau di jalan yang benar. Semoga Allah menjadikanmu orang-orang yang taat dengan kekuasaan-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pemurah dan Mulia."

Sekaitan dengan doa Imam Ali as kepada Imam Husein as tentang ucapan yang lembut, hal itu menunjukkan pengaruh ucapan lembut di hati orang yang mendengarnya.

Yang pertama doa khusus untuk Imam Hasan dan yang kedua doa khusus untuk Imam Husein as.

Kini tentang doa Imam Ali as kepada keduanya. Beliau berdoa:

اللهم احفظ حسنا و حسینا و لا تمکن فجرة قریش منهما ما دمت حیا فإذا توفیتنی فأنت الرقیب علیهم و أنت على کل شی‏ء شهید (3)

Ya Allah! Lindungi Hasan dan Husein. Selagi saya hidup, jangan biarkan orang-orang jahat Quraisy menguasai keduanya. Ketika aku meninggal, maka Engkau yang menjaga keduanya. Karena Engkau menjadi saksi atas segala sesuatu.

Dalam doanya Imam Ali as memberi syarat "selagi saya hidup", jangan biarkan orang-orang jahat Quraisy menguasai keduanya. Ini seakan-akan menunjukkan bahwa Imam Ali as telah mengetahi apa yang akan dilakukan orang-orang jahat sepeninggalnya terhadap kedua anaknya. Itulah mengapa ketika di hari-hari mendekati ajal dan berada di tempat tidur beliau mengabarkan apa yang akan dilakukan oleh orang-orang jahat ini. Beliau bahkan berbicara langsung kepada Imam Husein as tentang masalah Asyura.

Saya ingin mengatakan bahwa ungkapan dalam doa ini yang menyebutkan "selagi saya masih hidup", artinya, Ya Allah, ketika saya masih hidup jangan munculkan peristiwa itu. Jangan biarkan saya menyaksikan tragedi itu. Dengan alasan itu beliau memberitahukan Imam Husein as apa yang terjadi padanya di hari Asyura. Imam Ali as mengetahui apa yang akan terjadi terhadap anak-anaknya. Bahkan mengetahui apa yang akan dilakukan terhadap keturunan dari anak-anaknya...

100 Keutamaan Rasulullah Saw

Imam Shadiq as berkata, "Saya tidak ingin seseorang meninggal dunia sementara ia belum mengetahui sebagian perilaku Rasulullah Saw."

Tanggal 28 Shafar adalah hari wafatnya Rasulullah Saw. Dalam rangka memperingati hari duka wafatnya teladan akhlak ini, akan disebutkan beberapa keutamaan akhlak beliau yang tak terhitung dan masing-masing dari keutamaan itu bisa menjadi bekal hidup kita, antara lain:

1. Ketika berjalan, beliau berjalan secara pelan-pelan dan wibawa.

2. Ketika berjalan, beliau tidak menyeret langkah kakinya.

3. Pandangan beliau selalu mengarah ke bawah.

4. Beliau senantiasa mengawali salam kepada siapa saja yang dilihatnya... tidak ada seorangpun yang mendahuluinya dalam mengucapkan salam.

5. Ketika menjabat tangan seseorang, beliau tidak pernah melepaskannya terlebih dahulu.

6. Beliau bergaul dengan masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap orang berpikir bahwa dirinya adalah satu-satunya orang yang paling mulia di mata Rasulullah.

7. Bila memandang seseorang, beliau tidak memandang sinis bak pejabat pemerintah.

8. Beliau tidak pernah memelototi wajah seseorang.

9. Beliau senantiasa menggunakan tangan saat mengiyaratkan sesuatu dan tidak pernah mengisyaratkan dengan mata atau alis.

10. Beliau lebih banyak diam dan baru akan berbicara bila perlu.

11. Saat bercakap-cakap dengan seseorang, beliau mendengarkan dengan baik.

12. Senantiasa menghadap kepada orang yang berbicara dengannya.

13. Tidak pernah berdiri terlebih dahulu selama orang yang duduk bersamanya tidak ingin berdiri.

14. Tidak akan duduk dan berdiri dalam sebuah pertemuan melainkan dengan mengingat Allah.

15. Ketika masuk ke dalam sebuah pertemuan, beliau senantiasa duduk di tempat yang akhir dan dekat pintu, bukan di bagian depan.

16. Tidak menentukan satu tempat khusus untuk dirinya dan bahkan melarangnya.

17. Tidak pernah bersandar saat di hadapan masyarakat.

18. Kebanyakan duduknya menghadap kiblat.

19. Bila di hadapannya terjadi sesuatu yang tidak disukainya, beliau senantiasa mengabaikannya.

20. Bila seseorang melakukan kesalahan, beliau tidak pernah menyampaikannya kepada orang lain.

21. Tidak pernah mencela seseorang yang mengalami kesalahan bicara.

22. Tidak pernah berdebat dan berselisih dengan siapapun.

23. Tidak pernah memotong pembicaraan orang lain kecuali bila orang tersebut bicara sia-sia dan batil.

24. Senantiasa mengulang-ulangan jawabanya atas sebuah pertanyaan agar jawabannya tidak membingungkan pendengarnya.

25. Bila mendengar ucapan yang tidak baik dari seseorang, beliau tidak mengatakan mengapa si fulan berkata demikian, tapi beliau mengatakan, bagaimana mungkin sebagian orang mengatakan demikian?"

26. Banyak bergaul dengan fakir miskin dan makan bersama mereka.

27. Menerima undangan para abdi dan budak.

28. Senantiasa menerima hadiah, meski hanya seteguk susu.

29. Melakukan silaturahmi lebih dari yang lain.

30. Senantiasa berbuat baik kepada keluarganya tapi tidak melebihkan mereka dari yang lain.

31. Senantiasa memuji dan mendukung pekerjaan yang baik dan menilai buruk dan melarang perbuatan yang jelek.

32. Senantiasa menyampaikan hal-hal yang menyebabkan kebaikan agama dan dunia masyarakat kepada mereka dan berkali-kali mengatakan, "Orang-orang yang hadir hendaknya menyampaikan segala yang didengarnya kepada orang-orang yang tidak hadir."

33. Senantiasa menerima uzur orang-orang yang punya uzur.

34. Tidak pernah merendahkan seseorang.

35. Tidak pernah memaki atau memanggil seseorang dengan gelar yang jelek.

36. Tidak pernah mengutuk orang-orang sekitar dan familinya.

37. Tidak pernah mencari-cari aib orang lain.

38. Senantiasa menghindari kejahatan masyarakat, namun  tidak pernah menghidar dari mereka dan beliau selalu bersikap baik kepada semua orang.

39. Tidak pernah mencaci masyarakat dan tidak banyak memuji mereka.

40. Senantiasa bersabar menghadapi kekurangajaran orang lain dan membalas kejelekan mereka dengan kebaikan.

41. Selalu menjenguk orang yang sakit, meski tempat tinggalnya dipinggiran Madinah yang sangat jauh.

42. Senantiasa menanyakan kabar dan keadaan para sahabatnya.

43. Senantiasa memanggil nama sahabat-sahabatnya dengan panggilan yang terbaik.

44. Sering bermusyawarah dengan para sahabatnya dan menekankan untuk melakukannya.

45. Senantiasa duduk melingkar bersama para sahabatnya, sehingga bila ada orang yang baru datang, ia tidak bisa membedakan di antara mereka yang manakah Rasulullah.

46. Akrab dan dekat dengan para sahabatnya.

47. Beliau adalah orang yang paling setia dalam menepati janji.

48. Senantiasa memberikan sesuatu kepada fakir miskin dengan tangannya sendiri dan tidak pernah mewakilkannya kepada orang lain.

49. Bila sedang dalam shalat ada orang datang, beliau memendekkan shalatnya.

50. Bila sedang shalat ada anak kecil menangis, beliau memendekkan shalatnya.

51. Orang yang paling mulia di sisi beliau adalah orang yang paling banyak berbuat baik kepada orang lain.

52. Tidak ada seorangpun yang putus asa dari Rasulullah Saw. Beliau selalu mengatakan, "Sampaikan kebutuhan orang yang tidak bisa menyampaikan kebutuhannya kepada saya!"

53. Bila ada seseorang membutuhkan sesuatu kepada beliau, Rasulullah Saw pasti memenuhinya bila mampu, namun bila tidak mampu beliau menjawabnya dengan ucapan atau janji yang baik.

54. Tidak pernah menolak permintaan seseorang, kecuali permintaan untuk maksiat.

55. Beliau sangat menghormati orang tua dan menyayangi anak-anak.

56. Rasulullah Saw sangat menjaga perasaan orang-orang asing.

57. Beliau selalu menarik perhatian orang-orang jahat dan membuat mereka cenderung kepadanya dengan cara berbuat baik kepada mereka.

58. Beliau senantiasa tersenyum sementara pada saat yang sama beliau sangat takut kepada Allah.

59. Saat gembira, Rasulullah Saw memejamkan kedua matanya dan tidak banyak menunjukkan kegembiraannya.

60. Tertawanya kebanyakan berupa senyuman dan tidak pernah tertawa terbahak-bahak.

61. Beliau banyak bercanda namun tidak pernah mengeluarkan ucapan sia-sia atau batil karena bercanda.

62. Rasulullah Saw mengubah nama yang jelek dengan nama yang baik.

63. Kesabarannya mendahului kemarahannya.

64. Tidak sedih dan marah karena kehilangan dunia.

65. Saat marah karena Allah, tidak seoranpun yang akan mengenalnya.

66. Rasulullah Saw tidak pernah membalas dendam karena dirinya sendiri melainkan bila kebenaran terinjak-injak.

67. Tidak ada sifat yang paling dibenci oleh Rasulullah selain bohong.

68. Dalam kondisi senang atau susah tidak lain hanya menyebut nama Allah.

69. Beliau tidak pernah menyimpan Dirham maupun Dinar.

70. Dalam hal makanan dan pakaian tidak melebihi yang dimiliki oleh para pembantunya.

71. Duduk dan makan di atas tanah.

72. Tidur di atas tanah.

73. Menjahit sendiri pakaian dan sandalnya.

74. Memerah susu dan mengikat sendiri kaki ontanya.

75. Kendaraan apa saja yang siap untuknya, Rasulullah pasti mengendarainya dan tidak ada beda baginya.

76. Kemana saja pergi, beliau selalu beralaskan abanya sendiri.

77. Baju beliau lebih banyak berwarna putih.

78. Bila memakai baju baru, maka baju sebelumny pasti diberikan kepada fakir miskin.

79. Baju kebesarannya khusus dipakai untuk hari Jumat.

80. Ketika memakai baju dan sandal, beliau memulainya dari sebelah kanan.

81. Beliau menilai makruh rambut yang awut-awutan.

82. Senantiasa berbau harum dan kebanyakan pengeluarannya untuk minyak wangi.

83. Senantiasa dalam kondisi memiliki wudu dan setiap mengambil wudu pasti menyikat giginya.

84. Cahaya mata beliau adalah shalat. Beliau merasa menemukan ketenangan dan ketentraman saat shalat.

85. Beliau senantiasa berpuasa pada tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan.

86. Tidak pernah mencaci nikmat sama sekali.

87. Menganggap besar nikmat Allah yang sedikit.

88. Tidak pernah memuji makanan dan tidak juga mencelanya.

89. Memakan makanan apa saja yang dihidangkan kepadanya.

90. Di depan hidangan makanan beliau senantiasa makan makanan yang ada di depannya.

91. Di depan hidangan makanan, beliau yang paling duluan hadir dan paling akhir meninggalkannya.

92. Tidak akan makan sebelum lapar dan akan berhenti dari makan sebelum kenyang.

93. Tidak pernah makan dua model makanan.

94. Ketika makan tidak pernah sendawa.

95. Sebisa mungkin beliau tidak makan sendirian.

96. Mencuci kedua tangan setelah selesai makan kemudian mengusapkannya ke wajah.

97. Ketika minum, beliau meneguknya sebanyak 3 kali. Awalnya baca Bismillah dan akhirnya baca Alhamdulillah.

98. Rasulullah lebih memiliki rasa malu daripada gadis-gadis pingitan.

99. Bila ingin masuk rumah, beliau meminta izin sampai tiga kali.

100. Waktu di dalam rumah, beliau bagi menjadi tiga bagian: satu bagian untuk Allah, satu bagian untuk keluarga dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Sedangkan waktu untuk dirinya sendiri beliau bagi dengan masyarakat.