Search

Friday, January 25, 2013

Nasrullah Tekankan Tugas Setiap Muslim Menjelaskan Sosok Agung Nabi

Sekjen Gerakan Muqawama Islam Lebanon (Hizbullah), Sayid Hasan Nasrullah, kembali tampil berpidato pada peringatan hari Maulud Nabi dan Imam Ja'far as-Shadiq Jumat malam (25/1), serta menjelaskan berbagai masalah termasuk Pekan Persatuan Islam.

Sayid Nasrullah menjelaskan berbagai dimensi sosok agung Rasulullah Saw serta nilai-nilai yang dipaparkan Nabi Muhammad Saw kepada umat manusia dan mengatakan, "Manusia memiliki perbedaan satu sama lain dengan perbuatan baik dan penghindaran dari dosa."

Menyinggung program terencana matang musuh untuk menistakan Rasulullah Saw, agama Islam dan seruannya, Sayid Nasrullah menilainya sebagai tantangan terbesar umat Islam saat ini.

Menurut Sayid Nasrullah, muncul sejumlah penisbatan zalim terhadap Rasulullah Saw yang ini harus dijelaskan dan kepribadian istimewa beliau juga harus dikenalkan kepada dunia.

Lebih lanjut dijelaskan Sayid Nasrullah, gerakan-gerakan islami dan para ulama di sepanjang masa melalui mazhab dan kelompoknya berusaha menyampaikan pesan tentang Rasulullah Saw kepada masyarakat. Akan tetapi sekarang tugas tersebut berada di pundak seluruh umat Muslim dan para ulama. Penjelasan tentang kepribadian Rasulullah Saw kepada seluruh dunia.

Seluruh daya untuk melakukan penelitian ilmiah dan dakwah dalam hal ini harus dikerahkan dan tidak boleh ada kelalaian, karena pihak lawan tidak pernah menghentikan aksinya.

Sekjen Hizbullah menegaskan, "Sejumlah kelompok mengetahui apa yang mereka inginkan dari penistaan terhadap Rasulullah Saw, yaitu menyulut perpecahan di antara umat Islam. Kami juga telah peringatkan sebelumnya bahwa mereka sedang mengupayakan fitnah di antara umat Muslim, Kristen dan dalam tubuh masyarakat Islam sendiri."

Kisah Menarik Penamaan Ali bin Abu Thalib as


Setelah Imam Ali as lahir ke dunia, Abu Thalib as mengambil bayi itu dari ibunya, Fathimah binti Asad. Abu Thalib as menggendongnya dan keluar dari kota Mekah bersama bayinya di malam hari. Ketika sudah berada di luar kota, Abu Thalib as mulai bermunajat, "Ya Allah! Engkau adalah pencipta malam yang gelap, bulan yang terang dan pemberi cahaya. Katakanlah kepadaku siapa nama anak ini yang lahir di rumah-Mu (Ka'bah)!?"

Pada waktu itu ada sesuatu yang berbentuk seperti awan terlihat berada di atas tanah. Abu Thalib as kemudian mengambilnya dan meletakkannya di dada bayinya. Setelah itu ia kembali ke rumah.

Pagi keesokan harinya, benda yang berwujud seperti awan yang diletakkan di dada bayi itu berubah menjadi seperti kertas berwarna hijau. Di atasnya tertulis, "Kalian berdua (Abu Thalib dan Fathimah) telah mendapat anak yang suci, tampan dan baik. Namanya bersumber dari maqam Allah Swt. Oleh karenanya, beri nama dia Ali yang diambil dari sifat Allah Swt."

Setelah membaca itu, Abu Thalib as terlihat begitu gembira dan langsung menjatuhkan dirinya bersujud dan berterima kasih kepada Allah Swt. Setelah itu, benda hijau yang seperti kertas itu kemudian diambil dari dada Imam Ali as dan kemudian digantungkan di bagian Barat Ka'bah.