Search

Tuesday, January 29, 2013

Ulama Sunni Iran: "Musuh-musuh Allah Memecah Belah Sunni & Syiah"


Mowlavi Abdolhamid ulama Sunni dan bukan Wahabi!Seorang ulama Sunni terkemuka Iran mengatakan bahwa musuh-musuh Islam berusaha memecah belah Islam dengan Sunni dan Syiah, dan muslimin harus mengakui satu sama lain sebagai saudara-saudara sesuai dengan al-Quran.

Demikian pernyataan Maulana Abdolhamid, seorang ulama Sunni (bukan Wahabi) terkemuka Iran dalam khutbah peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw provinsi mayoritas Sunni, Iran.

Peringatan Maulid Nabi yang dikenal dengan Pekan Persatuan (Unity Week), digelar diberbagai propinsi Iran dan lebih dari 10 negara di Timur Tengah. Dalam satu pertemuan penting di Zahedan, sebuah kota Iran dengan penduduk mayoritas Sunni, puluhan pemimpin suku dan ulama dari kedua pemimpun Syiah dan Sunni terlibat dalam perayaan dan berpartisipasi menegakkan "Pekan Persatuan".

Hadir dalam pertemuan ini adalah Maulana Abdolhamid Ismail Zehi, seorang ulama Sunni terkemuka Sistan Baluchistan, Ayatollah Abbas Ali Suleimani, perwakilan Pemimpin Tertinggi di provinsi ini, Hojatoleslam Barati, Maulana Abdurrahman Mohebbi, dosen agama di Masjid Makki, Zahedan, dan banyak sekali tokoh-tokoh besar agama dan para pecinta Nabi Muhammad saw.

Dalam sebuah pernyataan, Maulana Abdolhamid mengatakan, "Kalian adalah ahli waris dari al-Quran, dan harus menegakkan dan mempraktekkan persaudaraan Islam, cinta, dan konvergensi yang semuanya adalah prestasi Nabi Muhammad saw.

"Hari ini, musuh-musuh Islam yang serakah menyerang umat Islam, dan membagi mereka dengan menghasut perselisihan. Namun, umat Islam harus waspada, dan mengamalkan ajaran a-Quran, mendorong persaudaraan Islam di antara mereka sendiri," tambahnya.

Sementara itu, Mostafa Faruyi, Sekretaris Konferensi Pekan Persatuan memberikan komentar tentang dakwan Nabi Muhammad Saw dan mengatakan bahwa itu adalah gerakan masyarakat, "Kami ingin lebih dekat dengan Nabi Muhammad Saw dalam pikiran dan tindakan kita."

Perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw oleh sektarian Wahabi dianggap sebagai bid'ah dan pelakunya akan dimasukkan neraka