Search

Friday, March 1, 2013

Pandangan Syi'ah tentang Shahabat Nabi saw dan keislaman Ahlussunnah Wal Jama'ah


Pandangan resmi ulama-ulama panutan Syi’ah Itsna asy’ariyah perihal para Sahabat, Istri-Istri Nabi saw dan Nasab Rasulallah SaW

Ayatullah Jaafar Subhani salah seorang Marji’ terkemuka menyatakan : “Syiah menganggap kemurtadan ini adalah berpaling dari kepimpinan, bukannya keluar dari Islam.. Bagaimana mungkin Syiah mengkafirkan semua sahabat sedangkan lebih 150 orang daripada kalangan mereka itu adalah pengikut Ali (as)..Syiah tidak pernah mengkafirkan para sahabat, bahkan mencintai dan menghormati mereka.. Namun kami tidak menganggap mereka semua adil””

Ayatullah Jaafar Subhani salah seorang Marji’ terkemuka menyatakan, “Syiah tidak pernah mengkafirkan para sahabat, bahkan mencintai dan menghormati mereka.. Namun kami tidak menganggap mereka semua adil.” -Qom-

Rahbar: Salah Satu Program Zionis Menebar Perselisihan di Tengah Umat Islam

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menyatakan bahwa sebagian besar kesulitan yang dihadapi kaum muslimim berasal dari musuh-musuh Islam. Hal itu beliau katakan Rabu (27/2) petang saat menerima kunjungan Presiden Pakistan Asif Ali Zardari.

"Menghidupkan kembali semua kapasitas dan potensi sumber daya manusia, alam dan geografis yang dimiliki Dunia Islam akan sangat membantu mengatasi kesulitan yang ada," kata beliau.

Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebut penguatan dan perluasan hubungan antar Negara Islam sebagai faktor kedua yang dapat membantu penyelesaian masalah dan kesulitan bangsa-bangsa Muslim. "Menebar perpecahan dan perselisihan di tengah umat Islam adalah bagian dari program yang sudah dirancang oleh kaum zionis dan para arogan yang lain," tegas beliau.

Menyinggung hubungan emosional dan persaudaraan yang mendalam dan luas antara Iran dan Pakistan, Pemimpin Besar Revolusi Islam menandaskan, "Kami sangat meyakini bahwa kedua negara harus meningkatkan hubungan ekonomi, infrastruktur, politik, sosial dan keamanan."

Seraya menyebut proyek pipa gas Iran dan Pakistan sebagai contoh penting dari kerjasama Tehran-Islamabad, beliau menjelaskan sikap musuh yang menentang perluasan kerjasama bilateral ini.

"Penentangan seperti ini harus dilawan dengan tegas," ungkap beliau.

Rahbar menekankan bahwa bagi setiap negara, termasuk Pakistan, memiliki sumber energi yang aman dan lestari adalah masalah yang paling vital.

"Di kawasan ini, Republik Islam Iran adalah satu-satunya negara yang memiliki sumber energi yang aman. Kami siap memenuhi kebutuhan Pakistan dalam hal ini," kata beliau.

Lebih lanjut Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan bahwa pertikaian dan perpecahan sektarian dan partisan di Pakistan ibarat bakteri asing yang berbahaya.

"Pembunuhan bermotif madzhab di Pakistan merupakan peristiwa yang sangat disesalkan. Harus ada langkah tegas supaya fenomena ini tidak merusak persatuan nasional Pakistan," kata beliau.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan optimis bahwa pemerintah Pakistan akan mampu menangani masalah ini.

"Kami berharap, pemerintahan Anda sukses dalam memperkuat persatuan madzhab dan golongan serta dalam upaya memajukan Pakistan," imbuh beliau.

Dalam pertemuan itu, Presiden Pakistan Asif Ali Zardari yang menyatakan gembira dapat bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam, mengatakan, "Kami sangat menginginkan perluasan hubungan bilateral kedua negara."

Presiden Pakistan menambahkan, "Upaya yang dilakukan para pemain global dan regional untuk mencegah perluasan hubungan bilateral antara Iran dan Pakistan adalah upaya yang gagal. Sebab, bangsa-bangsa ini sudah tahu apa yang harus dilakukan dalam melawan musuh-musuh Islam."

Asif Ali Zardari meyakini bahwa musuh-musuh Pakistan menginginkan terjadinya perang saudara di negara ini.

Ditambahkannya, "Dengan iringan doa Anda, kami tak akan membiarkan agenda itu terlaksana."
Sumber :Khamenei.ir