Search

Friday, December 28, 2012

Mengenal Cendekiawan Kontemporer Iran, Syahid Behehsti (Bagian Keempat, Habis)


Dengan mencermati ceramah-ceramah dan mengenal apa yang dilakukan oleh Ayatullah Syahid Beheshti akan membuat kita menyimpulkan bahwa misi beliau adalah mencetak manusia-manusia yang bebas. Manusia yang bebas menurut Beheshti adalah manusia yang bisa melepaskan diri dari segala belenggu hawa nafsu, kemarahan, syahwat dan pengaruh orang lain pada pemikirannya. Menurutnya, tanggung jawab utama yang diemban oleh ayah dan ibu serta pendidik di sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan adalah mencetak manusia seperti ini. Kepada ayah dan ibu, Beheshti yang juga pakar pendidikan anak mengatakan, "Beri kesempatan anak untuk menyampaikan pendapat. Biarkan dia berargumentasi walaupun salah dan mengambil kesimpulan yang keliru. Selama tidak membahayakan, biarkan pula dia melakukan apa saja yang menjadi hasil kesimpulannya yang salah untuk mencari pengalaman. Al-Quran menyebut dirinya sebagai kitab petunjuk dan nasehat, tapi bagi siapa? Bagi manusia yang memilih. Biarkan anak memiliki pengalaman pahit."

Pendidikan agama, khususnya di usia kanak-kanak dan remaja punya pengaruh yang sangat besar. Meski demikian, mengajarkan Islam bukan berarti harus menggunakan cara-cara paksaan dan kekerasan terhadap anak. Menurut Beheshti memaksakan pendidikan agama kepada anak tak ubahnya dengan membuat boneka yang tak punya kekuatan menentukan. Kepada para guru, Beheshti mengatakan, "Sebagai guru dan pendidik, apakah anda hendak memaksa anak-anak untuk menjadi Mukmin dan berperilaku baik? Anak-anak yang seperti itu tak ubahnya bagai boneka yang bagus dan menawan dan tentunya nilai mereka tak lebih dari harga boneka yang bagus. Mari kita bulatkan tekad untuk bersama-sama mencetak anak-anak ini menjadi manusia. Artinya, mereka dididik untuk menjadi manusia yang berwawasan dan punya kebebasan memilih. Peran saya dan Anda tak lebih dari peran pembantu. Kita mesti membuka kesempatan bagi mereka untuk maju dan berkembang dengan baik. Tidak seharusnya kita berperan layaknya pengrajin yang memberikan bentuk kepada anak dengan menuangkannya ke wadah cetakan."

Satu lagi kekhususan pemikiran Syahid Beheshti adalah cara beliau dalam memandang logika dan akal. Menurutnya, akal adalah alat yang memberi manusia kekuatan mengurai permasalahan. Beheshti sangat menghormati pemikiran analisis yang menurutnya sangat membantu untuk mengetahui hakikat permasalahan dengan benar. Beheshti meyakini, jika manusia yang terdidik dan berpikiran bebas memiliki otak analisis berarti dia telah berada di jalan penyempurnaan diri untuk meraih kehidupan materi dan spiritual yang baik.

Ayatullah Beheshti mengatakan, "Islam tidak dimulai dari wahyu yang diterima oleh Nabi Saw, tapi pengetahuan manusia yang paling jelas yang dalam prosesnya bertemu dengan wahyu dan Nabi Saw." Pernyataan ini mengandung arti bahwa jika manusia memiliki otak analisis dia akan terus bergerak dengan pemikirannya hingga mendapatkan jalan yang benar, yaitu jalan Allah dan wahyu Ilahi.

Beheshti menganjurkan untuk selalu berpikir. Sebab menurutnya, manusia yang bebas akan sampai kepada penalaran dan logika yang benar ketika ia terus menerus memikirkan masalah-masalah yang penting. Dalam pandangan Beheshti, pemikiran yang berkembang akan menyelamatkan manusia dari kesesatan dan menghadiahkan kehidupan yang sejahtera kepadanya. Dikatakannya bahwa berdusta dan menipu adalah perbuatan yang bisa menghancurkan masyarakat. Untuk memerangi fenomena ini, jalan terbaik adalah dengan menyeru para pejabat negara dan rakyat secara umum untuk berpikir dan bersikap jujur.

Ditegaskannya bahwa salah satu cara berpikir terbaik adalah dengan merenungkan ayat-ayat suci al-Quran. Beheshti meyakini bahwa al-Quran diturunkan untuk semua orang. Kitab suci ini adalah buku panduan yang sangat kokoh argumentasinya. Al-Quran adalah kitab yang menyinari dan menerangi, kitab yang mengungkap hakikat dan menjelaskan kewajiban. Al-Quran tidak diturunkan untuk kelompok tertentu. Ayat-ayat sucinya bisa dimengerti oleh semua orang, memberikan kesejukan hati dan memancarkan hidayah kepada semua orang yang mencari petunjuk kebenaran.

Mengenai pemahaman al-Quran, Ayatullah Dr Beheshti mengatakan, "Ada sejumlah kisah yang menyebutkan tentang sekelompok orang yang bukan Muslim bahkan memusuhi Islam senang mendengar bacaan ayat-ayat suci al-Quran. Mereka memahami maknanya dan dalam hati mereka menyukai Islam sehingga mereka mendapat hidayah."

Dikatakannya bahwa membaca dan merenungkan ayat-ayat al-Quran tidak dikhususkan untuk umat Islam saja. Sebab, al-Quran diturunkan untuk semua manusia. Beheshti menambahkan bahwa keotentikan kandungan dan ajaran al-Quran juga bukan untuk zaman Nabi Saw saja, tapi untuk semua zaman. Al-Quran adalah kitab suci yang abadi dan tidak dikhususkan untuk zaman diturunkannya kepada Nabi saja. Ayat-ayat sucinya meliputi semua zaman. Tentunya, tidak semua orang bisa memahami al-Quran secara mendalam. Sebab, diperlukan spesialisasi dalam bidang penafsiran kitab suci ini.

Masa muda dan remaja adalah masa kehidupan yang penuh semangat dan gairah. Beheshti mengimbau untuk memberikan kesempatan kepada kaum remaja dan anak-anak muda memanfaatkan semangat dan gairah mereka dengan baik. Dengan memanfaatkannya, anak-anak muda akan semakin berkembang dan potensi insaninya akan semakin teraktualisasi. Gairah dan keceriaan yang mewarnai masa remaja dan masa muda menurut Beheshti sangat diperlukan untuk mengembangkan pemikiran yang sehat yang pada gilirannya akan membantu membangun jatidiri pemuda. Sebaliknya kelesuan dan keputusasaan adalah penghalang bagi mereka untuk maju.

Beheshti menegaskan bahwa semakin kuat semangat pemuda maka daya tahannya menghadapi kesulitan dalam kehidupan akan semakin besar. Orang seperti ini tak akan mudah menyerah saat diterpa badai kehidupan dalam bentuk amarah, kedengkian, kebencian dan berbagai sifat buruk lainnya. Keceriaan adalah motor penggerak yang mendorong manusia untuk bertindak dan bekerja. Tanpanya, tak ada program apapun yang bisa dijalankan.

Pemimin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengenai Ayatullah Dr Beheshti mengatakan, "Beheshti tidak dibentuk oleh lingkungannya. Yang juga ikut berperan membentuknya adalah serangkaian faktor di luar lingkungannya. Diantara kelebihan yang ada padanya adalah pemikiran dan kemampuannya mencerna masalah yang merupakan bagian dari jatidirinya. Dia dengan cerdas berhasil menyempurnakan kepribadian diri. Syahid Beheshti adalah sosok manusia yang mengakumulasikan berbagai karakter dan sifat terpuji. Secara pribadi, baik di masa lalu maupun sekarang, saya tidak pernah mengenal orang seperti Beheshti. Kematiannya sebagai syahid benar-benar telah menyempurnakan keagungan pribadinya. Kematian yang alami tidak sesuai dengan kebesaran dirinya."

No comments:

Post a Comment