Hujjatul
Islam Sayid Mahmoud Marashi, anak Ayatullah al-Udzma Marashi Najafi
yang sempat hidup bersama ayahnya selama 50 tahun menjelaskan kenangan
indah mengenai kehidupan sederhana ulama besar ini:
"Suatu malam, Ayatullah Marashi Najafi diundang untuk menghadiri acara
akad nikah satu dari orang yang dikenalnya dan acara berlangsung lama.
Ketika kembali dari acara, malam telah larut dan di tengah jalan beliau
berjumpa dengan seorang pemuda mabuk yang berteriak-teriak.
Pemuda itu dengan congkak bertanya, "Syeikh! Engkau datang dari mana?"
Ayatullah Marashi Najafi menjelaskan kedatangannya ke daerah itu dan sekarang ini hendak pulang ke rumah.
Pemuda mabuk itu kembali berkata, "Syeikh! Tolong bacakan kisah duka Imam Husein as untukku!"
Ayatullah Marashi Najafi pada awalnya mencari alasan dengan menyebut di
sini tidak ada mimbar, lampu dan tidak terang untuk membacakan kisah
duka Imam Husein as.
Tiba-tiba pemuda mabuk itu
menjatuhkan dirinya di atas aspal dan berkata, "Baiklah, lihat ini
adalah tempat duduk dan duduklah di hadapan saya."
Hujjatul Islam Sayid Mahmoud Marashi melanjutkan, "Ayahku kemudian melanjutkan kisahnya:
"Saya kemudian ikut duduk di depan pemuda ini. Ketika saya mulai mengucapkan Yaa Aba Abdillah,
pemuda itu langsung menangis tersedu-sedu, sampai pundaknya
bergerak-gerak dan membuat saya seperti terdorong oleh gerakan tubuhnya.
Saya sendiri terpengaruh oleh tangisannya. Tapi melihat tangisan pemuda
itu, saya segera menyadari bila kondisi ini terus berlanjut, pemuda itu
akan pingsan. Akhirnya saya menyudahi kisah duka Imam Husein as.
Pemuda itu mengatakan, "Syeikh! Mengapa engkau membaca kisah duka Imam Husein as dengan singkat."
Saya menjawab, "Saya merasa kedinginan."
Ketika saya akan mengucapkan selamat tinggal kepadanya, ia berkata,
bahwa saya harus mengantar Anda sampai ke depan rumah, agar tidak ada
orang yang seperti saya mengganggu Anda."
Hujjatul Islam Sayid Mahmoud Marashi mengakhiri kisah ini dengan mengutip penuturan ayahnya:
"Dua atau tiga pekan setelah kejadian itu, Saya sedang duduk di mihrab
Masjid Bala Sar. Tiba-tiba mata saya terpaku pada seorang pemuda yang
sedang berjalan mendatangiku. Pemuda itu langsung menjatuhkan dirinya di
hadapanku serta bersumpah demi hak dan kehormatan Sayidah Maksumah as
kemudian berkata, "Saya memohon maaf dari Anda."
Ia
kemudian memperkenalkan dirinya. Dari ceritanya saya baru memahami
ternyata pemuda ini adalah yang pernah saya temui malam itu dalam
keadaan mabuk.
Pemuda itu berkata bahwa sejak malam itu ia berubah total dan bertaubah. Ia sekarang mengikuti shalat jamaah.
No comments:
Post a Comment