Search

Friday, December 7, 2012

Masa Kanak-Kanak Imam Khomeini ra



 Imam Khomeini melewati masa kanak-kanaknya di Khomein. Seorang wanita mukmin bernama Khavar yang sering kita panggil dengan Naneh Khavar (Mama Khavar) adalah pengasuh dan yang menyusui Imam Khomeini. Naneh Khavar merupakan seorang wanita yang sangat layak dan pemberani. Suaminya bernama Karbalai Mirza Agha, seorang penembak dan pembantu ayah kami. Ia juga sangat pemberani. Ia seorang penunggang kuda  yang mahir dan ahli menembak. Rumah mereka tidak jauh dari rumah kami.

Pendidikan

Imam Khomeini belajar di Maktab Khaneh (sekolah)nya Akhund Mulla Abulqassem. Mulla Abulqassem adalah seorang lelaki tua pemilik Maktab Khaneh di dekat rumah kami. Saya juga belajar kepada beliau. Di Maktab Khaneh, setiap hari setiap murid membaca setengah juz dari al-Quran. Dan siapa saja yang berhasil mengkhatamkan al-Quran, maka ia akan menyelenggarakan syukuran dengan memberikan jamuan makan siang kepada murid-murid yang lainnya dan Mulla.

Imam Khomeini berhasil mengkhatamkan al-Quran pada usia tujuh tahun. Setelah itu beliau belajar satra Persia dan bahasa Arab kepada Syeikh Jakfar, sepupu ibu kami. Setelah itu, beliau belajar pendidikan umum kepada Mirza Mahmoud Iftikharul Ulama. Kemudian memulai pelajaran pendahuluan hauzah kepada Almarhum Haj Mirza Mohammad Mahdi, paman kami dari ibu. Kemudian memulai belajar mantiq (logika) kepada Almarhum Mirza Reza Najafi (ipar kami). Selanjutnya beliau belajar kepada saya Mantiq, Muthawwal dan Suyuthi. Tulisan beliau sangat mirip dengan tulisan saya. Tulisan nasta'liq saya sangat bagus. Suatu hari saya menulis setengah dari lembaran kertas dan setengahnya lagi beliau yang melanjutkan. Karena saking miripnya tidak seorang pun bisa membedakan tulisan ini.

Intinya, Imam Khomeini berada di Khomein sampai usia 16 atau 17 tahunan. Dan kebanyakan beliau belajar pelajaran pendahuluannya kepada saya. Kemudian pada tahu 1339 beliau pergi ke Arak. Pada masa itu Almarhum Haj Sheikh Abdolkareem Hairi Yazdi, pendiri hauzah Qom berada di Arak. Almarhum Haj Agha Nurullah Iraqi menurut pandangan masyarakat lebih tinggi dari Haj Sheikh Hairi. Pada masa itu Imam pergi ke Soltanabad, Arak dan belajar syarh Lum'ah kepada Almarhum Sheikh Mohammad Golpaigani dan Almarhum Agha Abbas Araki.

Pada bulan Rajab tahun 1340 Hq (tahun baru 1300 Hs), Almarhum Ayatullah Haj Sheikh Abdolkareem Hairi dari Arak pindah dan berhijrah ke Qom. Imam juga menyusul beliau pindah ke Qom. Yakni pulang terlebih dahulu ke Khomein kemudian pergi ke Qom.

Di Qom, Imam Khomeini belajar Muthawwal kepada seorang sastrawan asal Tehran. Namanya Almarhum Mirza Mohammad Ali. Beliau belajar tingkat Suthuh (tingkat menengah hauzah) kepada Haj Sayid Muhammad Taqi Khansari dan sebagian besarnya beliau belajar kepada Almarhum Sayid Ali Yatsribi Kashani salah satu ulama besar (saudaranya imam jumat Kashan masa itu). Sebagian besarBahts Kharej (kuliah tingkat mujtahid) beliau belajar kepada Almarhum Ayatullah Haj Syeikh Abdul Karim Hairi. Sedangkan untuk ilmu-ilmu irfan beliau belajar kepada Almarhum Mirza Muhammad Ali Shahabadi.

Selama Almarhum Ayatullah Haj Sheikh Abdolkareem Hairi Yazdi masih hidup (1355 Hq) Imam Khomeini senantiasa hadir di kelas pelajaran ulama besar ini. Sementara tingkat keilmuan ImamKhomeini sudah sangat tinggi dan beliau sendiri juga mengajar fiqih dan ushul. Beliau juga mengajar irfan dan filsafat secara privat kepada sebagian murid-muridnya yang pandai.

Setelah wafatnya Ayatullah Haj Sheikh Abdolkareem Hairi, Ayatullah Boroujaerdi datang ke Qom. Meski tingkat keilmuan Imam Khomeini sangat tinggi, beliau tetap ikut hadir di pelajaran Ayatullah Boroujaerdi karena ingin memasyhurkan beliau dan berkata, "Saya sangat banyak mendapatkan pelajaran dari beliau."

Sekalipun demikian, atas desakan Almarhum Syahid Murtadha Mutahhari dan yang lainnya, Imam Khomeini mulai mengajar pelajaran fikih dan ushul di masjid Salmasi dan tidak meninggalkan mengajar pelajaran irfan. Pelajaran kuliah yang diajarkan oleh Imam Khomeini banyak di hadiri ulama.

Imam Khomeini memiliki kejeniusan dan kecerdasan yang luas biasa. 20 tahun pertama dari usianya dipergunakan untuk belajar dan mendalami sastra. Dari tahun 1340-1347, beliau mengalami peningkatan keilmuan yang sangat tinggi bahkan telah menyelesaikan kitab Asfar al-Arbah dan terhitung sebagai ulama yang hebat di hauzah ilmiah. 

Dikutip dari pernyataan Almarhum Ayatullah Sayid Morteza Pasandideh, kakak Imam Khomeini ra.

No comments:

Post a Comment