Search

Saturday, December 15, 2012

Bayang-bayang Suram Rezim Zionis Israel


Berbagai skandal di Rezim Zionis Israel telah banyak menjerat petinggi rezim ilegal ini dan kebanyakan mereka akhirnya harus mengundurkan diri, pensiun dan bahkan menghadapi tuntutan hukum. Skandal ini juga menjadi akar dari esensi Israel di berbagai bidang termasuk politik dan membuat rezim ini hampir lumpuh.

Terbongkarnya berbagai skandal para elite politik di Israel telah membuat rezim ilegal ini terkenal sebagai rezim paling bobrok di dunia. Di antara skandal yang marak di antara para petinggi Israel adalah skandal seksual, politik dan korupsi Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman. Skandal ini memaksa Lieberman untuk mengundurkan diri.

Sudah umum bahwa skandal yang menjerat para elite politik Israel akan digulirkan dan ditelusuri ketika friksi politik dan perebutan kekuasaan di tubuh rezim yang rapuh ini semakin memanas. Bisa dikatakan bahwa kasus korupsi petinggi Israel hanya sebagai alat politik dan dimanfaatkan saat perang perebutan kekuasaan.

Terkait Lieberman, meski pengunduran dirinya disebut-sebut dikarenakan sejumlah kasus yang melilit ketua Partai Yisrael Beiteinu, namun para pengamat mengemukakan sejumlah faktor utama lain yang menyebabkan Lieberman mengundurkan diri. Pengamat menilai pengunduran diri Lieberman merupakan dampak dari kekalahan memalukan Israel di perang delapan hari di Jalur Gaza baru-baru ini.

Sebelum Lieberman, Menteri Peperangan Ehud Barak juga beberapa hari setelah berakhirnya perang delapan hari Gaza yang terjadi bulan November 2012 secara tak terduga melalui sebuah jumpa pers menyatakan pengunduran dirinya. Tak hanya itu, Barak bahkan menegaskan dirinya akan pensiun dari gelanggang politik.

Pengalaman dari kinerja para petinggi Israel yang gagal termasul setelah kekalahan rezim ini di perang 33 hari melawan Hizbullah Lebanon di tahun 2006 menunjukkan bahwa petinggi Tel Aviv mulai mencari-cari berbagai dalih untuk ditunjukkan kepada publik sebagai sebab utama pengunduran diri mereka. Tujuannya tak lain adalah untuk mencegah merosotnya semangat Zionis.

Oleh karena itu, kita menyaksikan sejumlah elite politik Israel yang memainkan peran penting di kebijakan rezim ini hanya dengan dalih seperti korupsi, skandal seksual, penyalahgunaan jabatan dan kegagalan memimpin, satu demi satu mengundurkan diri. Padahal skandal seperti ini hampir dimiliki oleh petinggi rezim Tel Aviv.

Berdasarkan skenario ini, berbagai nasib petinggi Israel seperti pengunduran diri, dipecat dan hukuman penjara karena terlibat skandal moral dan korupsi seperti yang terjadi pada Dan Halutz, mantan Kepala Staf Gabungan Militer Israel, Ehud Olmert, mantan Perdana Menteri, Amir Peretz mantan Menteri Peperangan, dan Moshe Katsav mantan Presiden ditujukan untuk mengelabuhi publik bahwa kekalahan perang 33 hari bukan atas nama Israel namun dilimpahkan kepada individu-individu ini.

Babak baru pengunduran diri petinggi Israel di beberapa pekan terakhir dengan dalih apa pun menunjukkan eskalasi krisis politik dan kerapuhan rezim yang hampir musnah ini. Gelombang pengunduran diri yang hanya beberapa pekan dari pemilu parlemen di Tel Aviv yang rencananya akan digelar Januari 2013 mendatang menunjukkan gelapnya masa depan rezim ini.

No comments:

Post a Comment