Search

Thursday, December 6, 2012

Surat dari Korban Seruan Sesat MUI Jatim untuk Bapak Presiden


Musthofa, putra bapak HamamahDerita Syiah Sampang sampai sekarang masih belum ada kejelasan, mereka masih menjadi pengungsi di neegri sendiri. Di pengungsian GOR Indoor Tenis kota Sampang pun, mereka kerap kali diintimidasi dan diperlakuan tidak sepantasnya. Mereka telah kehilangan haknya sebagai warga negara.

Ini semua akibat seruan sesat (baca: fatwa non konstitusional) segelintir ulama dan MUI Jawa Timur. Bapak Hamamah adalah korban yang meninggal akibat license to kill tersebut.

Sebenarnya seruan dan fatwa non konstitusional MUI Jatim secara nyata menimbulkan aksi kekerasan dan kejahatan massal yang menelan korban nyawa dan mengancam keselamatan banyak orang yang bisa dianggap sebagai seruan kebencian, dan perbuatan tidak menyenangkan, bahkan penodaan terhadap agama Islam.

Dibawah ini adalah surat dari salah satu korban licensi to kill MUI Jatim. Dia bernama Musthofa, putra Sampang asli.

Musthofa adalah putra bapak Hamamah yang masih berumur 9 tahun, ia menulis surat permohonan untuk Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Murid SD Negeri Karang Gayam 4 itu, hanya meminta supaya keamanan hidup mereka dikembalikan. Mereka hanya ingin kembali ke kampung halaman mereka dan bisa bersekolah seperti dulu.

Berikut surat lengkap Musthofa:

Bismillahirrohmannirrohim
Kepada Bapak Presiden Republik Indonesia
Susilo Bambang Yudhoyono

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Nama saya Musthofa, umur saya 9 tahun, saya sekolah di SD Negri Karang Gayam 4.

Sebelumnya saya minta maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak Presiden, saya ingin menyampaikan harapan dan permohonan kepada Bapak.

Yang pertama, harapan saya Bapak mau menolong saya dan teman-teman saya, supaya bisa bersekolah seperti dulu lagi di SD karang Gayam 4. Sampai kapan saya dan juga teman-teman saya harus hidup seperti ini? Cuma gara-gara fatwa sesat kami diasingkan, rumah kami dibakar dan ayah saya dibunuh. Padahal kami tidak pernah berbuat jahat kepada orang lain. Kami juga sholat, puasa dan zakat. Tapi kenapa kami dimusuhi?.

Saya mohon Bapak presiden mau membantu menyelesaikan masalah ini dan menghapus fatwa sesat kepada kami. Supaya saya, keluarga dan teman-teman bisa kembali ke kampung halaman dengan jaminan keamanan untuk kami dari Bapak Presiden. Sehingga saya dan teman-teman bisa bersekolah lagi dengan tenang.

Salam dari saya dan teman-teman.
Wassalamualaikum warahmatullohi wabarokatuh

No comments:

Post a Comment