Search

Saturday, January 26, 2013

Ayatullah al Uzhma Sistani: Sunni Bukan Sekedar Saudara Tapi Nafas dan Jiwaku

Sunni Bukan Sekedar Saudara Tapi Nafas dan JiwakuMenurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah al Uzhma Sistani ulama besar sekaligus marja taklid Syiah yang bermukim di Irak dalam salah satu pesannya menyebutkan, bahwa tidak ada perbedaan yang mendasar antara Sunni dan Syiah. Ulama besar Irak tersebut bahkan menyebutkan muslim Sunni adalah nafas dan jiwanya bukan sekedar saudara se Islam.

Adanya perbedaan pendapat dikalangan Sunni dan Syiah mengenai tarikh kelahiran Nabi Muhammad Saw menjadi dasar digagasnya "Pekan Persatuan Islam" oleh Imam Khomeini. Pekan persatuan tersebut diperingati setiap tahunnya dari tanggal 12 sampai 17 Rabiul Awal. Ulama marja taklid Syiah khususnya Pemimpin Besar Republik Islam Iran Ayatullah Sayyid Ali Khamanei dan Ayatullah Sistani sangat menekankan peringatan "Pekan Persatuan Islam" harus diisi dengan berbagai kegiatan ilmiah untuk mencari titik kesamaan Sunni dan Syiah. Keduanya menyerukan kepada para pemikir, cendekiawan dan ulama-ulama Islam bahkan kepada seluruh kaum muslimin untuk lebih menggalakkan upaya persatuan umat dan menghindari segala bentuk tindakan yang dapat merusak upaya terwujudnya persatuan umat Islam tersebut.

Ayatullah al Uzhma Sistani dalam berbagai pernyataan bahkan termasuk fatwa-fatwanya menyerukan  ummat islam untuk mengedepankan persatuan ummat dan menjauhi segala bentuk perselisihan antar mazhab. Beliau diantara ulama besar yang sampai saat ini tetap gigih mengupayakan terwujudnya ukhuwah Islamiyah tersebut khususnya antar warga muslim Irak yang selama bertahun-tahun terlibat dalam pertikaian sektarian.
Diantara upayanya adalah menyelenggarakan berbagai pertemuan ilmiah, seminar dan diskusi antar mazhab. Beliau berkata, "Penyelenggaraan pertemuan-pertemuan ilmiah tidak bisa dinafikan manfaatnya yang sangat besar. Lewat pertemuan-pertemuan tersebut bisa kita tegaskan bahwa antara Sunni dan Syiah tidak ada perbedaan yang mendasar yang membuat pengikut antar kedua mazhab besar ini saling berselisih dan berpecah belah. Perbedaan antara Sunni dan Syiah hanya terjadi pada tataran fikih praktis dan itu hal yang sangat lumrah."

"Umat Syiah harus berdampingan dengan umat Sunni untuk sama-sama memperjuangkan hak-hak sosial dan politiknya. Saya berkali-kali menegaskan bahwa saya tidak mengatakan bahwa Sunni itu saudara seiman saya melainkan mereka adalah nafas dan jiwa saya. Saya lebih banyak ikut mendengarkan khutbah ulama Sunni dibanding khutbah Jum'at ulama Syiah." Tegasnya. 

Dipenghujung pesannya, Ayatullah Sistani melanjutkan, "Saya banyak belajar dari hasil penelitian dan fatwa-fatwa fikih ulama Sunni, kita sama menghadap keka'bah setiap shalat, sama-sama berpuasa. Karenanya saya tegaskan, saya tidak pernah membeda-bedakan sikap antara Sunni dan Syiah dan saya mendukung hak-hak keduanya."

No comments:

Post a Comment